Catur Asrama adalah empat tingkatan kehidupan yang wajib/ideal dijalani manusia Hindu selama hidupnya, yaitu : Brahmacari, Grhastha, Vanaprastha, dan Bhiksuka.
Karena menjadi kewajiban, maka bila ada manusia Hindu yang tidak
melaksanakan catur ashrama dengan baik, akan sia-sialah hidupnya di
dunia ini.
Brahmacari
Brahmacari adalah masa belajar, masa menuntut
ilmu/pendidikan. Brahmacari dalam arti sempit adalah masa belajar secara
formal misalnya belajar sejak TK sampai perguruan tinggi. Brahmacari
dalam arti yang lebih luas, adalah upaya meningkatkan pengetahuan dengan
berbagai cara (formal dan informal) yang berlangsung sepanjang masa
kehidupan karena sebenarnya proses belajar-mengajar berlangsung tiada
henti. Brahmacari dalam arti khusus ada dua yaitu :
1) Brahmacari dalam kaitan masa aguron-guron (belajar
agama/spiritual) seorang sisya (siswa) kepada Nabe (guruspiritual)
dimana Nabe tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik dan melatih, dan
2) Brahmacari dalam arti menjauhkan diri dari
keinginan sex atau tidak kawin/nikah selama hidup. Yang terakhir ini
disebut sebagai sukhla brahmacari. Pentingnya Brahmacari Ashrama,
disebutkan dalam Atharvaveda sebagai berikut :
Brahmacaryena tapasa, raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, brahmacarinam icchate (XI.5.17). Sa dadhara prthivim divam ca (XI.5.1). Tasmin devah sammanaso bha vanti (XI.5.1) Artinya :
Seorang pemimpin dengan mengutamakan brahmacari dapat melindungi rakyatnya, dan seorang guru yang melaksanakan brahmacari menjadikan siswanya orang yang sempurna; Seseorang yang melaksanka brahmacari akan menjadi penopang kekuatan dunia; Tuhan (Hyang Widhi) bersemayam pada diri seorang brahmacari.
Dari kutipan Veda itu jelaslah kiranya bahwa kewajiban manusia yang utama dan yang pertama dilakukan adalah menuntut ilmu atau belajar dan berpendidikan, karena dari pendidikan/pengajaranlah pikiran dikembangkan untuk menuju kepada Catur purushaarta seperti yang telah dikemukakan dalam uraian tentang catur purushaarta terdahulu. Pelajaran dan pendidikan juga akan membangun kemampuan berpikir untuk memilah antara dharma (perbuatan baik) dan adharma (perbuatan tidak baik) sehingga manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.
Brahmacaryena tapasa, raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, brahmacarinam icchate (XI.5.17). Sa dadhara prthivim divam ca (XI.5.1). Tasmin devah sammanaso bha vanti (XI.5.1) Artinya :
Seorang pemimpin dengan mengutamakan brahmacari dapat melindungi rakyatnya, dan seorang guru yang melaksanakan brahmacari menjadikan siswanya orang yang sempurna; Seseorang yang melaksanka brahmacari akan menjadi penopang kekuatan dunia; Tuhan (Hyang Widhi) bersemayam pada diri seorang brahmacari.
Dari kutipan Veda itu jelaslah kiranya bahwa kewajiban manusia yang utama dan yang pertama dilakukan adalah menuntut ilmu atau belajar dan berpendidikan, karena dari pendidikan/pengajaranlah pikiran dikembangkan untuk menuju kepada Catur purushaarta seperti yang telah dikemukakan dalam uraian tentang catur purushaarta terdahulu. Pelajaran dan pendidikan juga akan membangun kemampuan berpikir untuk memilah antara dharma (perbuatan baik) dan adharma (perbuatan tidak baik) sehingga manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.
Kitab suci Sarasamusccaya 2 :
Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, asubhesu samavistam subhesvevavakarayet.
Artinya : Diantara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan sebagai manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik segala yang buruk itu; demikianlah pahalanya menjadi manusia.
Dalam Upanisad disebutkan pula bahwa arti kata
Manusah adalah : Manu = kebijaksanaan, sah = mempunyai. Jadi manusia
adalah mahluk yang mempunyai kebijaksanan. Kebijaksanaan diperoleh dari
tiga kemampuan kodrati manusia yaitu Sabda (kemampuan berbicara), Bayu
(kemampuan bergerak) dan Idep (kemampuan berpikir). "Idep" yang dituntun
oleh ajaran agama dan ilmu pengetahuan akan menjadikan manusia itu
lebih bijaksana sehingga disebut sebagai manusia yang sempurna. Mahluk
lain seperti binatang hanya mempunyai dua kemampuan saja yaitu kemampuan
bergerak (bayu) dan kemampuan bersuara (sabda). Binatang tidak
mempunyai kemampuan berpikir (idep) oleh karena itu binatang
beraktivitas berdasarkan naluri, tidak berdasarkan pikiran.
Tumbuh-tumbuhan hanya mempunyai kemampuan tumbuh (bayu) saja, tidak
mempunyai sabda dan idep.Selanjutnya Sarasamusccaya menyatakan bahwa
kita wajib bersyukur karena atman telah menjelma menjadi manusia, mahluk
yang utama, karena itu gunakanlah kesempatan hidup yang sempit ini
dengan sebaik-baiknya, kesempatan mana sungguh sangat sulit diperoleh;
lakukanlah segala sesuatu yang baik (melalui brahmacari) yang mencegah
kejatuhan harkat kemanusiaan, gunakanlah kesempatan ini untuk mencapai
moksa/sorga. "Paramarthanya, pengpengen ta pwa katemwaniking si dadi
wwang, durlabha wi ya ta, saksat handaning mara ring swarga ika,
sanimittaning tan tiba muwah ta pwa damelakena"
0 komentar on CATUR ASRAMA :
Post a Comment and Don't Spam!